Kamis, 10 Januari 2013

AUTISME



 AUTISME
I           I. KONSEP DAN KONTEKS AUTISME
    Autisme adalah keadaan yang disebabkan oleh kelainan dalam perkembangan otak yang ditandai  dengan   kelainan dalam interaksi sosial
Beberapa macam jenis autisme :
1. Autistic Disorder (Autism). Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.
2. Asperger’s Syndrome. Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.
3. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS). Merujuk pada istilah atypical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).
4. Rett’s Syndrome. Sindrom Rett terjadi akibat kelainan genetik yang mempengaruhi cara otak berkembang. Sindrom ini terjadi secara eksklusif pada anak perempuan. Sindrom Rett mengakibatkan gejala mirip dengan autisme. Banyak bayi dengan sindrom Rett berkembang secara normal pada awalnya, tetapi perkembangannya sering terhambat pada saat mencapai usia 18 bulan. Seiring waktu, anak-anak dengan sindrom Rett fungsi motorik untuk menggunakan tangan, berbicara, berjalan, mengunyah dan bahkan bernapas mereka tidak normal.
5. Childhood Disintegrative Disorder (CDD). Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.
Bila gejala autisme dapat dideteksi sejak dini dan kemudian dilakukan penanganan yang tepat dan intensif, kita dapat membantu anak autis untuk berkembang secara optimal.
B.      BAGAIMANA MENDETEKSI AWAL AUTISME?
Untuk dapat mengetahui gejala autisme sejak dini, telah dikembangkan suatu checklist yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for Autism in Toddlers).
Berikut adalah pertanyaan penting bagi orangtua:
1.      Apakah anak anda tertarik pada anak-anak lain?
2.       Apakah anak anda dapat menunjuk untuk memberitahu  ketertarikannya pada sesuatu?
3.      . Apakah anak anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada orangtua?
4.      Apakah anak anda dapat meniru tingkah laku anda?
5.      Apakah anak anda berespon bila dipanggil namanya?
6.       Bila anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan melihat ke arah mainan tersebut?
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka anda sebaiknya berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang autisme.
Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
C.    .KARAKTERISTIK AUTISME
Lovas & Newsom (Howard &olansky.1984:172) mengklasifikasi karakteristik autisme ke dalam 4 bagian yaitu:
a.       Kelainan Dalam Interaksi Sosial.
Kelainan ini sudah dapat terdeteksi sejak usia dini yakni dengan memperlihatkan perhatian yang kurang terhadap stimulus yang diberikan, misalnya tersenyum, canda orang tua, jarang melihat orang lain, tidak merespon saat namanya dipanggil dan tidak mau menatap orang yang mengajak bicara padanya (eye contact). Pada usia 5 tahun anak autis menunjukkan kemampuan yang kurang dalam memahami situasi sosial. Walaupun tidak suka sentuhan lembut yang menunjukkan kasih sayang tapi ia dapat membentuk kedekatan dengan pengasuhnya. Pada usia dewasa penderita autis menunjukkan hasil yang kurang bai dalam tes pemahaman emosi dan pemahaman gambar yang menampilkan berbagai bentuk emosi (Sigman, Spence, Wang,2006:327-55)
b.      Kemampuan Berkomunikasi.
Kelainan dalam kemampuan berkomunikasi pada hakekatnya muncul sejak bayi yang mencakup terlambat dalam meraban, tidak merespon sapaan. Anak autistik tidak dapat berbagi pengalaman dengan orang lain, ia hanya melakukan pengulangan dari apa yang diucapkan orang lain kepadanya atau dikenal dengan istilah Echolic dan psycholic speech. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap anak autisme menunjukkan bahwa kebanyakan anak autis mengalami gangguan dalam berkomunikasi sehingga kesulitan dalam perkembangan bahasa. Kemampuan dalam melakukan tugas-tugas dasar berbahasa baru dikuasai dengan baik pada usia 8-15 tahun. Kemampuan bahasa tersebut mencakup kosa kata dan ejaannya. Anak autisme juga menunjukkan kelemahan dalam bahasa pemahaman dan menafsirkan isi bahasa, oleh karena itu perlu lebih sabar (William : G Goldstein: Minshew,2006:279-98)
c.       Perilaku berulang.
Keragaman pengulangan perilaku tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa bagian yang dibuat berdasarkan Repetitive Behavior scale-Revised atau RBS-R  ( Lam,&Aman,2007:855-866) yakni:
·         Stereotype adalah pengulangan gerakan seperti bertepuk tangan. Mengeluarkan bunyi tertentu, goyangkan kepala, badan.
·         Compulsive Behavior adalah perilaku yang bertujuan untuk mrngikuti aturan, misalnya membariskan mainannya.
·         Samenes, adalah perilaku yang tidak mau berubah misalnya mempertahankan letak suatu benda tidak boleh dirubah,
·         Ritualistic bahavior, yang mencakup tidak memvariasikan pola kegiatan sehari-hari misalnya tidak mau berganti menu.
·         Retricted bahavior, adalah perilaku yang terbatas pada minat dan aktivitas tertentu misalnya hanya mau menonton siaran tv tertentu.
·         Self-injured, adalah perilaku yang melukai diri sendiri dan dilakukan berulang-ulang misalnya menggigit-gigit jari.
d.      Gejala lainnya seperti sulit tidur dan tidak mau makan makanan lain.

D.    PENYEBAB AUTISME.
1.      Faktor Genetik.
Autisme diperkirakan disebabkan oleh faktor-fakto yang berkaitan dengan genetik. Cook and Scherer (2008:919-923) menjelaskan bahwa autisme disebabkan oleh mutasi chromosom seperti dijelaskan pada gambar berikut ini.
 

Deletion (1) duplication (2) and inversion (3) are all chromosom abnormalitas that have been implicated in autism.
Pendapat tersebut diperkuat dengan penelitian terhadap sejumlah anak kembar yang menjelaskan 90 % autisme disebabkan oleh faktor genetik (Freitag,2007:2-22)
2.      Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan yang menyebabkab autisme adalah bahan makanan tertentu, penyakit yang disebabkan oleh infeksi,limbah diesl,bahan plastik yang mengandung phenols, pestisida, alkohol, rokok dll ( Newschaffer, croen, Daniels Jet al. 2007: 235-258) dan stress yang dialami ibu hamil juga dapat menyebabkan autisme ( Kinney, Munir, Crowly, Miller, 2008 :1519-1532)
3.      Faktor  Pathophisiology.
Autisme juga disebabkan oleh berbagai perubahan yang terjadi pada sistem pusat susunan syaraf otak yang mencakup dua area yaitu pathophisiology dari struktur otak yang diikuti oleh autisme dan pertautan neurophisichological antara struktur otak dengan perilaku (Penn,2006:57-59). Amaral, Schumann& Nordahl (2008:137-145) Menggambarkan bahwa autisme disebabkan oleh kelainan pada struktur amygdala,cerebellum,dan berbagai area lainnya dari otak.

E.     TERAPI  AUTISME
Beberapa Jenis terapi yang bisa di lakukan adalah :
1.       Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2.       Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Derapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3.      Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4.       Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5.       Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.
6.       Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
7.      Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8.       Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9.       Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10.  Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar